Selasa, 16 Februari 2016

KISAH PENGALAMANKU



“AKU”

 Disebuah keluarga kecil hiduplah seorang anak yang bernama ”wanaya Irawan” lahir di Desa Baru Sungai Tutung tepatnya tanggal 24-November-1998. Aku dilahirkan dari rahim ibuku yang bernama Nelia dan ayahku bernama Kaziar. Kedua orang tuaku asli orang Sungai Tutung. Aku adalah anak ke-4 dari 5 saudara. Kami tinggal di sebuah desa kecil yaitu Sungai Tutung. Aku terlahir dari keluarga yang tergolong sederhanya. Meski begitu aku tetap mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh allah kepada ku yang telah menghadirkan keluarga yang harmonis.

Sewaktu SD aku sekolah di SD 20/III DS.BR.Sungai Tutung dan sekarang telah menjadi SD 02/III. Sewaktu SD aku sedikit merasa minder untuk bersosialisasi dengan teman sekelasku karena aku termasuk anak yang pemalu untuk memulai perkenalan. Dan beberapa minggu kemudian aku mulai nyaman dengan teman sebangku ku namanya Ruki.  Karena terlalu akrab masalah kecil menjadi besar sehingga menyebabkan aku dan Ruki berkelahi.
Aku tergolong anak yang pintar juga aktif. Kelas 1-4 sd aku mendapatkan peringat 1 berturut-turut dan kelas 5 peringkatku mulai menurun karena kurang mengulang pelajaran di rumah dan saingannya juga berat-berat. Pada waktu itu lagi-lagi aku berkelahi dengan Ruki karena dia mencemooh peringkatku. Padahal dia hanya bercanda kepadaku dan bermaksud untuk memotifasiku untuk lebih giat belajar. “wana kamu peringkat berapa...?” dengan wajah yang cemberut menjawab “menujun Ki !”  Hingga kelas 6 peringkat ku ternyata tidak naik. waktu pembagian lapor kami diwajibkan untuk mengambilnya harus ikut jalan-jalan baru waki kelas kami memberi lapor langsung kepada kami, tetapi aku tidak ikut dikarenakan waktu itu kakiku sedang sakit dan memaksa aku untuk tidak bisa ikut jalan-jalan dan tidak dapat langsung menerima lapor.

            Tamat SD aku melanjutkan sekolahku di SMP N 4 Sungai Tutung. Pada hari pertama sekolah kami dikumpulkan di lapangan dan di situlah aku mendapatkan teman di berbagai desa aku mulai mempunyai banyak teman yang tidak hanya satu desa saja. Aku mempunyai teman yang berasal dari Sungai Medang,Sungai Deras,Sungai Abu,Koto Lanang. Karena aku mulai puber menyebabkan aku suka bolos, tidak mau belajar, merokok, tidak bisa membagi waktu dan juga karena pengaruh dari teman pada akhirnya nilaiku benar-benar menurun drastis dibandingkan sewaktu SD. Kelas 2 kami melaksanakan MOS disitulah aku bertemu dengan seorang gadis yang anggun, perama melihatnya aku memberanikan diri untuk menyapanya “hai dek, namanya siapa?” dengan ramah ia menjawab “Nosa kak ! kakak ini namanya wanaya kan? “ “kok tau ?” “ya tau lah.tadi kan kakak sudah memperkenalkan diri dikelas kami !” “oh iya kakak jadi lupa. Mmm Nosa kakak mintak nomor hpnya boleh gak ?” “untuk apa kak?” “ya untuk kenal lebih dekat aja.boleh?” “boleh,nih catat !”. Nosa wanita yang menyadarkanku dan merubah hidupku menjadi lebih baik.  Dia merubah hidupku yang dulunya sering bolos,tidak mau belajar, sering merokok, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, rajin, dan mengajarkanku pentingnya nilai-nilai agama. Bahkan saat aku kenal dia peringkatku pun jadi meningkat. Aku sangat mengagumi gadis itu,bidadari surga... penuntun surgaku. Wanita yang hebat itu bukan ia yang menginginkan kesempurnaanku, namun ia yang mampu membuatku menyempurnakan kekuranganku. Dan karna hal itu memberanikanku untuk menyatakan cinta kepadanya

Waktu terus berlalu hingga aku berlanjut dewasa.
       Disuatu pagi dengan pancaran surya yang mulai menerangi jendela-jendela kamarku, dengan lantunan berkokoknya ayam yang berisik terdengar tetapi aku tak kunjung beranjak dari tempat tidur dikamar kecilku. “kenapa Neno belum bangun ya? Udah jam segini” ! lalu ibu pun mengetok kamar ku “ Neno … no” ayo bangun nak ini hari pertama mu sekolah setelah beberapa minggu libur . “ Neno ….. “ aku tak menyahut seruan dari ibu, aku masih terbuai dengan mimpi indahku. Setelah beberapa menit kemudian terdengar lagi gedoran pintu dari ibuku “Neno, apakah kau mendengar suara ibu nak ? “ kenapa kau tak bangun, ini sudah siang NO!!! .”aku pun menjawab “iya, ibu aku bangun”. Ayo keluar dari kamarmu, itu sudah ibu siapkan handuk untukmu”. “iya buk, jawabku dengan nada cuek. Setelah aku sadar bahwa hari ini pertama aku masuk SMA aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap berangkat kesekolah. Selesai berkemas akupun berangkat sekolah dengan berpamitan dengan ibuku .

            Aku SMA di SMA N 13 Kerinci Sungai Tutung. Di SMA aku bertambah lagi banyak teman. Di sini aku menemukan titik kedamain. Di mana aku sangat suka dengan keheningan, ditambah pemandangan yang begitu memukau. Bel berbunyi panjang menandakan waktunya pulang. Saat diperjalanan aku terjebak hujan yang begitu lebat. Terpaksa aku mencari tempat berteduh untuk sementara menunggu hujan reda. Aku melihat 5 orang anak kecil yang sedang bermain di tengah-tengah lebatnya hujan “dek sini..” dan merekapun menghampiri ku.

Aku memperkenalkan diri dan menanyakan nama mereka satu per satu. Nama adik-adik siapa? Dan merekapun menjawab “Rivan, Rian, Budy, Irwan dan Nano” nama kelima anak itu.
Setelah kami saling berkenalan, mereka lalu bercerita tentang kehidupan mereka dan orang tua mereka. Aku jadi sedih dan prihatin.

Aku menunggu hujan reda ditemani dengan kelima anak tadi. Mereka membuatku sangat terharu sekaligus senang. Mereka punya cita-cita yang luar biasa. Mereka ingin menjadi tentara. Namun sayang, keadaan ekonomi mereka sepertinya mengharuskan mereka untuk mengubur impian mereka. Tapi tidaklah demikian dengan mereka berlima. Mereka tampak semangat dan yakin bahwa suatu hari mereka akan menjadi orang-orang hebat.

Kami saling bercanda. Aku melihat mereka dengan senyum terharu. Ku tanyakan cita-cita mereka dan dengan serempak mereka menjawab, “Tentara!”.
Mereka berkata bahwa mereka ingin sekali memegang senjata dan menembak musuh. Kami pun tertawa lepas dan menikmati hari ini.
Ku katakan kepada mereka bahwa untuk menjadi prajurit sejati, yang harus dilakukan adalah taat kepada orang tua, kepada Tuhan dan rajin belajar. Mereka mendengarkanku dengan serius. Aku melanjutkan bahwa semuanya itu harus dimulai dari dalam diri sendiri. Membantu orang tua menyelesaikan sesuatu, bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan, setia-kawan, saling menolong, itu adalah sikap seorang prajurit.

***
Tak terasa 3jam lamanya hujan pun sudah berhenti.kamipun pulang kerumah masing-masing.
Dalam perjalanan pulang, aku tertegun. Ku lihat sang saka Merah Putih berkibar di senja, dan di sana teman-teman kecilku berbaris dengan manis menatap ke bendera, kemudian menatapkanku, mengangkat tangan dan member hormat untukku. Senyum lepas tersimpul di wajah mereka.
Pengalaman menyenangkan telah aku lalui dengan berbagai cerita dan nilai yang akan ku ingat selalu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar