“AKU”
Disebuah keluarga kecil hiduplah seorang anak
yang bernama ”wanaya Irawan” lahir di Desa Baru Sungai Tutung tepatnya tanggal
24-November-1998. Aku dilahirkan dari rahim ibuku yang bernama Nelia dan ayahku
bernama Kaziar. Kedua orang tuaku asli orang Sungai Tutung. Aku adalah anak
ke-4 dari 5 saudara. Kami tinggal di sebuah desa kecil yaitu Sungai Tutung. Aku
terlahir dari keluarga yang tergolong sederhanya. Meski begitu aku tetap
mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh allah kepada ku yang telah
menghadirkan keluarga yang harmonis.
Sewaktu SD
aku sekolah di SD 20/III DS.BR.Sungai Tutung dan sekarang telah menjadi SD
02/III. Sewaktu SD aku sedikit merasa minder untuk bersosialisasi dengan teman
sekelasku karena aku termasuk anak yang pemalu untuk memulai perkenalan. Dan
beberapa minggu kemudian aku mulai nyaman dengan teman sebangku ku namanya
Ruki. Karena terlalu akrab masalah kecil
menjadi besar sehingga menyebabkan aku dan Ruki berkelahi.
Aku
tergolong anak yang pintar juga aktif. Kelas 1-4 sd aku mendapatkan peringat 1
berturut-turut dan kelas 5 peringkatku mulai menurun karena kurang mengulang
pelajaran di rumah dan saingannya juga berat-berat. Pada waktu itu lagi-lagi
aku berkelahi dengan Ruki karena dia mencemooh peringkatku. Padahal dia hanya
bercanda kepadaku dan bermaksud untuk memotifasiku untuk lebih giat belajar.
“wana kamu peringkat berapa...?” dengan wajah yang cemberut menjawab “menujun
Ki !” Hingga kelas 6 peringkat ku
ternyata tidak naik. waktu pembagian lapor kami diwajibkan untuk mengambilnya
harus ikut jalan-jalan baru waki kelas kami memberi lapor langsung kepada kami,
tetapi aku tidak ikut dikarenakan waktu itu kakiku sedang sakit dan memaksa aku
untuk tidak bisa ikut jalan-jalan dan tidak dapat langsung menerima lapor.
Tamat
SD aku melanjutkan sekolahku di SMP N 4 Sungai Tutung. Pada hari pertama
sekolah kami dikumpulkan di lapangan dan di situlah aku mendapatkan teman di
berbagai desa aku mulai mempunyai banyak teman yang tidak hanya satu desa saja.
Aku mempunyai teman yang berasal dari Sungai Medang,Sungai Deras,Sungai
Abu,Koto Lanang. Karena aku mulai puber menyebabkan aku suka bolos, tidak mau
belajar, merokok, tidak bisa membagi waktu dan juga karena pengaruh dari teman
pada akhirnya nilaiku benar-benar menurun drastis dibandingkan sewaktu SD.
Kelas 2 kami melaksanakan MOS disitulah aku bertemu dengan seorang gadis yang
anggun, perama melihatnya aku memberanikan diri untuk menyapanya “hai dek,
namanya siapa?” dengan ramah ia menjawab “Nosa kak ! kakak ini namanya wanaya
kan? “ “kok tau ?” “ya tau lah.tadi kan kakak sudah memperkenalkan diri dikelas
kami !” “oh iya kakak jadi lupa. Mmm Nosa kakak mintak nomor hpnya boleh gak ?”
“untuk apa kak?” “ya untuk kenal lebih dekat aja.boleh?” “boleh,nih catat !”.
Nosa wanita yang menyadarkanku dan merubah hidupku menjadi lebih baik. Dia merubah hidupku yang dulunya sering
bolos,tidak mau belajar, sering merokok, menjadi orang yang lebih bertanggung
jawab, rajin, dan mengajarkanku pentingnya nilai-nilai agama. Bahkan saat aku
kenal dia peringkatku pun jadi meningkat. Aku sangat mengagumi gadis
itu,bidadari surga... penuntun surgaku. Wanita yang hebat itu bukan ia yang
menginginkan kesempurnaanku, namun ia yang mampu membuatku menyempurnakan
kekuranganku. Dan karna hal itu memberanikanku untuk menyatakan cinta kepadanya
Waktu terus
berlalu hingga aku berlanjut dewasa.
Disuatu pagi dengan pancaran surya yang mulai menerangi jendela-jendela
kamarku, dengan lantunan berkokoknya ayam yang berisik terdengar tetapi aku tak
kunjung beranjak dari tempat tidur dikamar kecilku. “kenapa Neno belum bangun
ya? Udah jam segini” ! lalu ibu pun mengetok kamar ku “ Neno … no” ayo bangun
nak ini hari pertama mu sekolah setelah beberapa minggu libur . “ Neno ….. “
aku tak menyahut seruan dari ibu, aku masih terbuai dengan mimpi indahku.
Setelah beberapa menit kemudian terdengar lagi gedoran pintu dari ibuku “Neno,
apakah kau mendengar suara ibu nak ? “ kenapa kau tak bangun, ini sudah siang
NO!!! .”aku pun menjawab “iya, ibu aku bangun”. Ayo keluar dari kamarmu, itu
sudah ibu siapkan handuk untukmu”. “iya buk, jawabku dengan nada cuek. Setelah aku
sadar bahwa hari ini pertama aku masuk SMA aku langsung bergegas menuju kamar
mandi untuk mandi dan bersiap-siap berangkat kesekolah. Selesai berkemas akupun
berangkat sekolah dengan berpamitan dengan ibuku .
Aku
SMA di SMA N 13 Kerinci Sungai Tutung. Di SMA aku bertambah lagi banyak teman.
Di sini aku menemukan titik kedamain. Di mana aku sangat suka dengan
keheningan, ditambah pemandangan yang begitu memukau. Bel berbunyi panjang
menandakan waktunya pulang. Saat diperjalanan aku terjebak hujan yang begitu
lebat. Terpaksa aku mencari tempat berteduh untuk sementara menunggu hujan
reda. Aku melihat 5 orang anak kecil yang sedang bermain di tengah-tengah
lebatnya hujan “dek sini..” dan merekapun menghampiri ku.
Aku
memperkenalkan diri dan menanyakan nama mereka satu per satu. Nama adik-adik
siapa? Dan merekapun menjawab “Rivan, Rian, Budy, Irwan dan Nano” nama kelima
anak itu.
Setelah kami saling berkenalan, mereka lalu bercerita tentang
kehidupan mereka dan orang tua mereka. Aku jadi sedih dan prihatin.
Aku menunggu
hujan reda ditemani dengan kelima anak tadi. Mereka membuatku sangat terharu
sekaligus senang. Mereka punya cita-cita yang luar biasa. Mereka ingin menjadi
tentara. Namun sayang, keadaan ekonomi mereka sepertinya mengharuskan mereka
untuk mengubur impian mereka. Tapi tidaklah demikian dengan mereka berlima.
Mereka tampak semangat dan yakin bahwa suatu hari mereka akan menjadi
orang-orang hebat.
Kami
saling bercanda. Aku melihat mereka dengan senyum terharu. Ku tanyakan
cita-cita mereka dan dengan serempak mereka menjawab, “Tentara!”.
Mereka berkata bahwa mereka ingin sekali memegang senjata dan
menembak musuh. Kami pun tertawa lepas dan menikmati hari ini.
Ku katakan
kepada mereka bahwa untuk menjadi prajurit sejati, yang harus dilakukan adalah
taat kepada orang tua, kepada Tuhan dan rajin belajar. Mereka mendengarkanku
dengan serius. Aku melanjutkan bahwa semuanya itu harus dimulai dari dalam diri
sendiri. Membantu orang tua menyelesaikan sesuatu, bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan, setia-kawan, saling menolong, itu adalah sikap seorang
prajurit.
***
Tak terasa
3jam lamanya hujan pun sudah berhenti.kamipun pulang kerumah masing-masing.
Dalam perjalanan
pulang, aku tertegun. Ku lihat sang saka Merah Putih berkibar di senja, dan di
sana teman-teman kecilku berbaris dengan manis menatap ke bendera, kemudian
menatapkanku, mengangkat tangan dan member hormat untukku. Senyum lepas
tersimpul di wajah mereka.
Pengalaman menyenangkan telah aku lalui dengan berbagai cerita
dan nilai yang akan ku ingat selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar